Dalam Kelas Menulis bareng Bah Asmul para santri belajar bareng menulis artikel jurnal ilmiah. Mereka tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik langsung dalam simulasi meneliti dan menulis. Menulis, bagi Bah Asmul, bukan hanya keterampilan, tetapi jalan untuk memahami dunia, merapikan pikiran, dan mengabadikan ilmu.
Kelas ini membagi santri ke dalam dua tim penulis. Tim pertama, yang terdiri dari Seha, Alif, Aang, Salman, dan Ismail, mendapat tugas untuk meneliti puasa dan produktivitas akademik santri. Mereka melakukan simulasi observasi, mewawancarai rekan-rekan mereka, lalu menuangkan hasilnya dalam artikel jurnal ilmiah. Setelahnya, mereka mengadaptasi tulisan akademik itu menjadi artikel populer agar lebih mudah dipahami oleh pembaca yang lebih luas.
Di sisi lain, enam santriwati lainnya—(Naila dkk)—diberi tanggung jawab untuk menggali peran puasa dalam membangun kebersamaan santri di PPMU. Mereka meneliti bagaimana Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang mempererat persaudaraan melalui sahur, berbuka bersama, tarawih, dan tadarus Al-Qur’an. Penelitian mereka menyoroti bagaimana nilai-nilai sosial dan spiritual tumbuh di dalam pesantren selama bulan suci.
Kedua tim bekerja keras. Di bawah bimbingan Bah Asmul, mereka belajar menyusun kerangka penelitian, mengolah data, dan merangkai kata-kata yang kuat. Diskusi mengalir, pertanyaan-pertanyaan tajam muncul, dan sesi kelas terasa hidup. Menulis bukan sekadar tugas akademik, tetapi latihan berpikir, memahami, dan menyampaikan gagasan dengan jernih.
Menjelang siang, para santri menyelesaikan tulisan mereka. Hasil simulasi penelitian itu kini bukan hanya menjadi bagian dari tugas kelas, tetapi juga telah menjelma menjadi tulisan yang dipublikasikan di Kabar Universal, agar lebih banyak orang dapat mengambil manfaat.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar