Oleh Bah Asmul (Tim redaksi)
Saat azan Maghrib berkumandang, tubuh yang seharian menahan lapar dan dahaga seolah mendapat hadiah dari langit. Seteguk air mengalir ke tenggorokan, menghadirkan kesejukan yang tak tergambarkan. Sepotong kurma, yang sederhana namun manis, menjadi pengingat bahwa nikmat terkadang terletak pada hal-hal kecil. Setiap suapan makanan terasa lebih berarti, bukan sekadar mengenyangkan, tetapi juga menyadarkan betapa luar biasanya rezeki yang diberikan Allah.Namun, lebih dari sekadar fisik yang kembali bertenaga, ada kenikmatan yang lebih dalam: rasa syukur yang meluap. Sehari penuh menahan diri dari godaan dunia, lalu berbuka dengan penuh kesederhanaan, membuat hati terisi dengan ketenangan. Kita menyadari bahwa makanan yang biasa saja bisa menjadi begitu lezat setelah seharian menahan diri. Rasa haus yang tertahan menjadi pengingat bahwa air, yang sering dianggap sepele, adalah karunia yang tak ternilai.
Di momen ini, kebersamaan juga menjadi kenikmatan yang tak bisa diukur. Duduk bersama keluarga atau sahabat, berbagi hidangan, dan saling mendoakan—semua itu menghadirkan kebahagiaan yang murni. Buka puasa bukan hanya tentang makan, tetapi juga tentang merayakan perjuangan, berbagi kebahagiaan, dan merasakan betapa besar kasih sayang-Nya dalam setiap rezeki yang kita nikmati.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar