Oleh Seha, Alif, Aang, Salman & Ismail (Tim redaksi)
CIBIRU – Ramadan tiba, membawa keheningan yang berbeda di Pondok Pesantren Mahasiswa Universal (PPMU). Subuh menyapa dengan lantunan doa, malam dihidupkan oleh tarawih dan tadarus, sementara di antara waktu-waktu itu, ada perjuangan yang tak kalah besar: menjaga produktivitas akademik di tengah berpuasa.Sejak sahur, suasana di pesantren masih terasa tenang. Beberapa santri memilih untuk kembali merebahkan diri, mencoba mengumpulkan energi sebelum hari benar-benar dimulai. Namun, ketika kuliah dimulai, tantangan mulai terasa. Mata yang masih berat, konsentrasi yang mudah buyar, dan tubuh yang terasa lebih cepat lelah membuat sebagian santri kesulitan mengikuti materi perkuliahan dengan optimal.
Perubahan pola tidur menjadi kendala utama. Bangun dini hari untuk sahur, dilanjutkan dengan ibadah malam, membuat ritme harian bergeser. Bangun siang menjadi kebiasaan yang sulit dihindari, menyebabkan aktivitas akademik terganggu. Ada yang lebih malas mengerjakan tugas, ada yang menunda membaca buku karena merasa energi mereka tak cukup. Bagi santri yang harus berjalan kaki menuju kampus, perjalanan menjadi lebih melelahkan dibandingkan hari-hari biasa.
Namun, di tengah tantangan itu, ada juga santri yang mampu mempertahankan produktivitasnya. Mereka menyadari bahwa Ramadan bukan sekadar ujian fisik, tetapi juga latihan mengelola waktu dan energi. Mereka memilih belajar di waktu-waktu terbaik—setelah Subuh, atau menjelang berbuka. Tidur siang mereka atur agar tidak berlebihan, dan mereka tetap menjaga semangat agar tidak kalah oleh kantuk atau rasa lelah.
PPMU diharapkan dapat terus mendampingi santri dalam menemukan ritme terbaik mereka selama Ramadan. Karena di balik setiap tantangan, selalu ada ruang untuk bertumbuh—menjadi lebih kuat, lebih disiplin, dan lebih tangguh dalam menghadapi kehidupan.***
===
Catatan:
Tulisan ini adalah versi populer dari simulasi mini research dan menulis artikel jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Seha, Alif, Aang, Salman, dan Ismail dalam "Kelas Menulis bareng Bah Asmul: Bagaimana Menulis Artikel Jurnal Ilmiah" Menurut tulisan mereka, puasa memang berdampak pada produktivitas santri, tetapi tidak berarti menurunkannya secara mutlak. Dengan manajemen waktu yang baik, disiplin dalam mengatur istirahat, dan strategi belajar yang tepat, keseimbangan antara ibadah dan akademik tetap bisa dijaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar