Oleh Rika (Tim Redaksi)
![]() |
"Sekecil apa pun iman dalam hati seseorang, Allah akan membalasnya dengan surga seluas sepuluh kali dunia," kata Kang Farhat, mengutip sabda Rasulullah.
Kemudian ia melanjutkan dengan hadits lain:
مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِيَ فِي الْجَنَّةِ "
"Barang siapa menghidupkan sunnahku, sungguh ia mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga."
Hujan yang turun malam itu mengingatkan kita pada keteguhan para sahabat. Mereka tak mudah terpengaruh oleh cuaca buruk, tak menjadikan rintik air sebagai alasan untuk mengeluh atau menunda kebaikan. Hujan bagi mereka bukan penghalang, melainkan kesempatan—untuk berdoa lebih khusyuk, berdzikir lebih dalam, dan mempererat kebersamaan.
Persahabatan sejati, sebagaimana yang dicontohkan para sahabat Nabi, bukan sekadar berbagi tawa di hari cerah, tetapi juga saling menguatkan di tengah badai kehidupan. Mereka tidak meninggalkan satu sama lain saat kesulitan datang. Mereka berbagi, bukan hanya rezeki, tetapi juga semangat dan keteguhan hati.
Malam itu, santri Universal merasakan kehangatan yang lebih dari sekadar selimut tebal atau teh hangat. Mereka menemukan kehangatan dalam kebersamaan, dalam doa yang dipanjatkan bersama, dalam keyakinan bahwa persahabatan yang dibangun atas dasar cinta kepada Allah akan bertahan, bahkan hingga ke surga.
Maka, hujan bukan alasan untuk berdiam diri. Ia adalah pengingat bahwa keimanan sejati diuji bukan di bawah langit cerah, tetapi di tengah derasnya ujian. Semoga kita semua bisa meneladani para sahabat—menjadi teman yang setia, yang menguatkan, dan yang selalu membawa cahaya, bahkan di malam yang paling gelap.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar