Oleh Salman (Tim Redaksi)
Cipadung - Seperti matahari yg perlahan menyingsing, mengusir gelapnya malam, ilmu pun menyinari hati yg mendamba pemahaman. Di pagi yg masih berselimut sejuk, Majelis Baru, sebutan untuk aula Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Al-Islamy (PPMU), menjadi tempat di mana cahaya ilmu muamalah mulai berpendar, menembus relung-relung jiwa yg haus akan kebenaran.
Selasa, 4 Maret 2025, selepas Subuh yg menenangkan itu, para santri duduk dalam lingkaran ilmu. Tak ada yg lebih berharga bagi mereka selain meneguk hikmah dari sang guru, Abi Tatang, panggilan akrab Dr. KH. Tatang Astarudin. Pengajian bukan hanya rutinitas, tetapi sebagai perjalanan menuju pemahaman yg lebih kaya tentang bagaimana manusia harus berinteraksi dg sesamanya dan dg Allah SWT.
"Muamalah adalah tentang keseimbangan," ujar Abi Tatang yang juga ketua Dewan Pengasuh PPMU dg nada penuh kebijaksanaan. "Keseimbangan antara hak & kewajiban, antara dunia & akhirat, antara kepentingan pribadi & kepentingan bersama."
Fiqih muamalah bukan hanya tentang hukum jual beli atau transaksi keuangan, tetapi tentang nilai-nilai luhur yg harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kejujuran, amanah & keadilan menjadi fondasi yg kokoh dalam setiap perbuatan. "Setiap pekerjaan, sekecil apa pun, harus dilandasi etika. Tanpa etika, kita kehilangan arah," tambah dosen pascasarjana UIN Bandung tersebut.
Para santri menyimak dg penuh perhatian, memahami bahwa Islam bukan hanya agama yg mengatur ibadah, tetapi juga agama yg mengajarkan mereka cara hidup yg benar. Mereka menyadari bahwa dalam bekerja, berdagang, atau bermuamalah, ada pertanggungjawaban yg harus diemban, ada nilai-nilai yg tidak boleh dilupakan.
Seperti air yg mengalir, ilmu yg disampaikan mengisi ruang-ruang kosong dalam hati mereka. Diskusi pun mengalir, pertanyaan demi pertanyaan diajukan, bukan karena ragu, tetapi karena ingin memahami lebih dalam. Bagaimana Islam mengatur pinjam-meminjam? Bagaimana prinsip jual beli yg benar? Bagaimana menjaga keseimbangan antara mencari rezeki & menjaga keberkahan?
Setiap jawaban yg diberikan membawa ketenangan. Setiap penjelasan yg disampaikan membuka cakrawala baru. Ilmu yg mereka peroleh bukan hanya menjadi bekal akademik, tetapi juga menjadi cahaya yg akan menuntun mereka dalam kehidupan.
Saat matahari mulai meninggi, aula itu masih dipenuhi dg kehangatan ilmu. Ketika pengajian usai, para santri bangkit dg hati yg lebih lapang, dg tekad untuk menerapkan ilmu muamalah dalam kehidupan nyata.
Mereka paham bahwa dunia ini adalah tempat untuk berjuang, bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam interaksi dg sesama. Dengan ilmu yg mereka bawa pulang, mereka siap menjadi bagian dari masyarakat yg lebih adil, lebih jujur & lebih bertanggung jawab.
Cahaya ilmu telah menerangi mereka pagi itu & cahaya itu akan terus menyala dalam langkah-langkah mereka ke depan. Sebab, ilmu yg sejati bukan hanya yg dihafal, tetapi yg diamalkan. Islam bukan hanya tentang doa & dzikir, tetapi juga tentang bagaimana bersikap, bagaimana berlaku & bagaimana membangun kehidupan yg penuh berkah.
Semoga fajar ilmu ini terus menyingsing di hati para pencari ilmu, menerangi jalan mereka menuju kebaikan, mengantarkan mereka menuju kehidupan yg penuh rahmat & keberkahan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar